Persepsi
adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi yang
tertangkap oleh alat indera. Persepsi interpersonal adalah memberikan makna
terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (partner komunikasi),
yang berupa pesan non verbal maupun verbal. Persepsi memiliki peran yang sangat
penting karena keberhasilan komunikasi tergantung kecermatan dalam mempersepsi
stimuli inderawi sehingga bisa dikatakan bahwa persepsi adalah inti komunikasi.
Sensasi adalah proses
menangkap stimuli, selanjutnya agar stimuli itu memiliki makna, pikiran dan
perasaan kita melakukan persepsi. Semua penafsiran (mengenai suasana
lingkungan, gambar, perilaku orang lain, benda) kita memiliki basis yang sama
yakni berdasarkan proses persepsi.
Manusia memiliki lima (panca) indera
bahkan ada yang mengatakan enam yaitu “insting, naluri, nurani”. Semua indera
tersebut bekerja secara otomatis. Tanpa di perintah, artinya ketika kita berhadapan
sesuatu, terjadi suatu hal maka indera kita segera bekerja mempersepsikan apa
yang baru saja terjadi.
Mempersepsikan sesuatu memang tidak
mudah, misalnya saja mempersepsikan seseorang, ketika acara tes wawancara
penerimaan pegawai sering terjadi penilaian peserta tes dalam kesimpulan yang
berbeda oleh para pewawancaranya, ada yang menominasikan A, ada yang
menominasikan yang B, dan seterusnya. Persepsi kita terhadap orang lain
seringkali terikat konteks, dengan demikian persepsi dapat bisa, dapat keliru.
Kadang-kadang kita dihadapkan pada
fenomena di mana seseorang sengaja membuka kesempatan di persepsi oleh orang
lain misalnya perempuan berusia 60 tahun menyemir rambutnya dan memasang gigi
palsu untuk menutupi gigi yang sudah tanggal maka persepsi akan tergiring
dengan simpulan bahwa perempuan itu berumur kurang dari 60 tahun atau lebih
muda.
Persepsi menghasilkan makna. Kita
tahu bahwa pesan itu terdiri symbol-simbol atau isyarat-isyarat yang sebenarnya
tidak mengandung makna. Makna baru timbul, jika kita mempersepsi dan
menafsirkan symbol tersebut.
Contohnya
adalah saat lelaki mempersepsi seorang perempuan. Apakah
makna kesembilan huruf ini bagi kita? Baiklah, mungkin Anda sepakat bahwa
perempuan, itu bermakna sebagai jenis kelamin. Apakah makna sepeda perempuan,
kamar mandi perempuan, bibir perempuan? Bagaimana kalau tambah satu kata di
belakang kata perempuan: perempuan malam, peempuan murahan, perempuan besi.
Silakan dipersepsi, bukankah Anda menemukan makna yang berbeda-beda? Kalau Anda
seorang laki-laki kemudian teman Anda mengatakan bahwa Anda seperti perempuan,
apa maknanya? Bagaimana respon Anda?
Suatu waktu ada truk pasir dan di
belakangnya tertulis persepsi sang pemilik truk yang diungkapkan dalam bahasa
jawa, “wong wedok gawe bobrok liyane simbok”. Artinya kurang lebih: perempuan
pembawa kehancuran, selain ibu. Jadi ungkapan itu merupakan ekspresi
kejengkelan kepada poerempuan. Tetapi tidak sedikit laki-laki yang sangat
tergantung kepada perempuan, seperti tersirat dalam syair lagu jawa: “walang
kekek mencok neng tenggok, mabur meneh mencok neng kali. Aja ngenyek marang
wong wedok, yen ditinggal lunga setengah mati.” Maknanya adalah, sebagai
peringatan kepada para lelaki, jangan menyepelekan perempuan, kalau ditinggal
pergi, rasanya setengah mati. Jadi dengan contoh ini mengindikasikan, bahwa di
mata para lelaki, perempuan itu memiliki makna yang berbeda-beda.
Ketika melakukan persepsi terhadap orang
lain, yang kita perlukan adalah kecermatan. Harapannya adalah agar kita dapat
mengerti dan memahami orang itu secara benar. Kalau persepsi kita benar, maka
hal ini menjadi modal yang penting untuk keberhasilan komunikasi interpersonal.
Indera manusia menangkap stimuli
(melakukan sensasi), kemudian stimuli itu dipersepsi sehingga menghasilkan makna.
Kalau makna yang dihasilkan benar, maka akan mendukung keberhasilan proses
komunikasi. Dengan kata lain, kendala komunikasi dapat berawal dari kekeliruan
memberi makna dalam persepsi tersebut.
Dua Jenis Filter
Kemampuan kita untuk menyerap stimuli
dengan inderawi terbatas, sehingga kita tidak mungkin dapat mengumpulkan
seluruh informasi tentang karakteristik orang lain secara lengkap. Kita
mempunyai minat yang berbeda-beda, sehingga yang memperoleh perhatian inderawi
juga hanya sesuatu yang kita minati.
Stimuli yang kadang-kadang penting,
tidak kita perhatikan karena kita tidak berminat. Misalnya saja kita sedang
membaca koran, pada saat yang sama banyak stimuli yang menerpa seperti: anak
kita sedang bertengkar, seorang tetangga sedang lewat di depan rumah, televisi
menyiarkan berita. Namun perhatian kita hanya terkonsentrasi pada membaca koran. Stimuli lain diabaikan.
Dengan demikian setiap orang hanya memperhatikan sebagian dari stimuli yang
tersedia sekaligus mengabaikan stimuli lainnya dengan memanfaatkan filter. Ada
dua jenis filter yang dilalui semua masukan atau sensasi: filter fisiologis dan
filter psikologis.
Filter fisiologis menunjuk pada kondisi
di mana perhatian kita hanya tertuju kepada hal-hal yang menarik indera kita,
dalam menangkap objek secara fisik. Penglihatan hanya terfokus memperhatikan
yang nampak indah. Pendengaran hanya akrab dengan suara yang lembut, dan
sebagainya. Sedangkan filter psikologis
akan membatasi perhatian kita terhadap stimuli yang berkenan dengan
pertimbangan psikologis kita, misalnya kita lebih memperhatikan orang yang
senasib dengan kita saja.
Gunung Es Karakter
Manusia
Karakteristik manusia dapat dikatakan
sebagai suatu misteri. Karena sebagian karakter itu ada yang tidak dapat
ditangkap dengan indera. Seperti gunung es, yang kelihatan hanya sedikit,
sedang tidak kelihatan karena berada di dalam air laut sangat banyak.
Bongkahan gunung es memiliki enam sampai
tujuh kali massa di bawah permukaan air lebih banyak daripada di atas. Namun
jika kita melihat pada gung es, kita tidak segera menyadari bagian yang
tersembunyi. Jika kita mengubah bagian atas dengan memilah segumpal, guning es
akan menyesuaikan posisinya di air, dan kemungkinannya adalah beberapa bagian
lain akan muncul. Ini sama dengan perilaku dan karakteristik manusia.
Apabila kita ingin mempersepsi orang
lain, maka kita akan menghadapi kenyataan bahwa kita hanya dapat melihat
penampilan luarnya saja: pakaiannya, aksesoris, dan fisiknya. Kita hanya
mendengar yang diucapkannya, padahal ada pepatah “lain di mulut lain di hati”.
Jadi menafsirkan perilaku orang lain itu, seperti halnya kita menghadapi gunung
es, bahwa hal yang kelihatan dari orang lain itu relatif lebih sedikit
dibandingkan denga hal hal yang tidak kelihatan. Hal yang kelihatan tersebut
antara lain: pakaian, aksesoris, dandanan, potongan rambut, bahasa, postur
tubuh, apa yang diucapkan, apa yang dilakukan. Hal yang tidak kelihatan sangat
banyak: harapan, norma, stratifikasi, keyakinan, motivasi, moralitas,
keberhasilan, kepuasan, dan sebagainya.
Mempersepsi karakteristik seseorang akan
berhadapan dengan aspek fisik dan mental, lahiriah dan batiniah, jasmani dan
rohani, sesuatu yang kelihatan dan tidak kelihatan. Oleh karena itu mempersepsi
orang jauh lebih sulit daripada mempersepsi objek (benda).
Mempersepsi
objek
|
Mempersepsi
manusia
|
Stimuli ditangkap oleh indera
|
Tidak seluruh stimuli dapat
ditangkap oleh indera
|
Hanya menanggapai sifat-sifat
luarnya saja
|
Harus memahami apa yang tidak
tampak dan tidak tertangkap oleh indera
|
Ketika ditafsir, objek diam
(tidak bereaksi)
|
Bereaksi secara dinamis ketika
ditafsirkan. Reaksi itu dapat mengelabui dan membelokkan ketepatan dan
kecermatan persepsi
|