A.
Pengertian Humas
Humas merupakan suatu subjek yang relatif masih
baru, yang menimbulkan konsep dimana kita tidak menemukan consensus pendapat
sepenuhnya atas definisi yang dirasakan tepat untuk istilah itu. Penggunaan
istilah humas yang semakin luas dan serampangan cenderung mengaburkan arti yang
sebenarnya bagi masyarakat pada umumnya; semakin berkembangnya fungsi humas
yang hakikatnya berbeda dalam kesalahpengertian mengenai peranan yang
sebenarnya di dalam masyarakat modern.
Sebagaimana telah dikemukakan, ada sejumlah definisi
mengenai humas. Hubungan masyarakat yang sering disingkat humas dalam bahasa
Inggris dikenal dengan sebutan Public Relations yang sering disingkat Purel,
namun lebih dikenal dengan singkatan “PR”. Publik dalam bahasa Indonesia
berarti umum atau orang banyak atau masyarakat. Sedang relations dalam bahasa
Indonesia berarti hubungan. Humas dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
menyampaikan informasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu, agar mendapat dukungan
dan respons yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
tugas-tugas pokok organisasi. (Hadari Nawawi dan Martini Hadari, 1994, 192).
Webster’s New
World Dictionary mendefinisikannya sebagai “Hubungan
dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi-fungsi
koperasi, organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk
menciptakan opini public dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri”.
(Frazier Moore, 2005, 6).
Definisi yang lebih spesifik yang menekankan
tanggung jawab khususnya, diberikan oleh Public
Relation News: “Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap
public, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur
seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan public, dan
menjalankan suatu program untuk mendapatksan pengertian dan penerimaan
public”.(Frazier Moore, 2005,6).
Menurut Frank Jefkins (1998, 2), Humas atau Public
Relations adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis
organisasi, baik itu bersifat komersial maupun non-komersial, di sector public
(pemerintah) maupun privat (pihak swasta).
Menurut
Ruslan (2006) humas (public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan
antara organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya tujuan
organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. (www.google.com/administrasi
kehumasan).
Menurut IPRA (International Public Relations
Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan
berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk
memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin
ada hubungannya dengan penelitian opini public diantara mereka. (www.google.com/hubungan masyarakat).
Berdasarkan definisi ini, kita segera menyadari
bahwa pengertian humas atau public relations itu jauh lebih luas daripada
definisi periklanan atau pemasaran; dan keberadaannya pun jauh lebih awal.
Dengan diterimanya definisi di atas, menurut Frazier
Moore (2005, 7) menyatakan bahwa humas terdiri dari empat unsure, yaitu:
1. Humas
Berdasarkan pada Filsafat Sosial Manajemen
Unsure dasar pertama humas adalah
filsafat social dari manajemen yang meletakkan kepentingan masyarakat terlebih
dulu pada segala sesuatu yang berkenaan dengan perilaku organisasi.
2. Humas
adalah suatu Filsafat Sosial yang
Diungkapkan dalam Keputusan Kebijaksanaan
Setiap lembaga memiliki
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menetapkan sejumlah tindakan yang harus
diikuti dalam kegiatannya. Penciptaan kebijaksanaan ini, yang meliputi sejumlah
fungsi, merupakan tanggung jawab pokok dari manajemen. Keputusan kebijaksanaan
akan mencerminkan kepentingan public dari organisasi itu. Keputusan
kebijaksanaan humas suatu organisasi adalah salah satu keputusan kebijaksanaan
yang terpenting.
3. Humas
Adalah Tindakan Sebagai Akibat dari Kebijaksanaan Sehat
Pernyataan kebujaksanaan, meskipun
mencerminkan maksud manajemen untuk melayani kepentingan public, tidaklah
cukup. Agar lebih berarti, kebijaksanaan itu haruslah diungkapkan dalam
tindakan-tindakan yang sesuai dengan kebijaksanaan itu.
4. Humas
adalah Komunikasi
Melalui kesaksamaan dalam
mendengarkan opini publiknya, dan kepekaan dalam menginterpretasikan setiap
kecenderungan kegagalan dalam komunikasi dan mengevaluasi serta
memepertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengubah sifat, pendekatan atau
penekanan setiap fase kebijaksanaannya. Melalui komunikasi kepada
public-publiknya, manajemen mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan, atau
mempromosikan kebijaksanaannya dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan
penerimaan.
Sebagaimana
telah dinyatakan, humas merupakan suatu disiplin ilmu untuk memahami, mengatur
dan memotivasi sikap kelompok. Humas berhubungan dengan berbagai hal yang tak
mudah dipahami dan sifatnya berbeda-beda. Humas bukan merupakan pengganti
manajemen yang baik atau “obat” bagi kebijaksanaan, produk, atau pelayanan yang
kurang baik. Humas bukan merupakan sebuah alat untuk memberdaya public.
Seringkali sebuah peristiwa yang dramatis akan mengarah kepada karakteristik
suatu humas sebagai bagian dari suatu aktivitas yang tidak jujur atau sangat
meragukan. Humas bukan merupakan suatu aktivitas sesaat yang sifatnya membela
untuk mengimbangi kesalahan manajemen dalam hubungannya dengan public. Humas
yang efektif bukanlah suatu aktivitas secara darurat atau untuk sesaat, tetapi
merupakan suatu usaha yang terus-menerus untuk menginterpretasikan suatu
lembaga kepada publiknya dan untuk memperoleh pengertian serta itikad baik dari
publiknya. Humas itu sendiri tidak akan memperoleh kepercayaan dan penghormatan
begitu saja; suatu reputasi yang baik tidak dapat diperoleh dalam satu malam.
B.
Perkembangan
Humas
Asal mula
hubungan masyarakat (humas) sebenarnya dapat dilacaki kembali pada permulaan
peradaban manusia. Unsure-unsur dasarnya yaitu memberi informasi kepada
masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasi masyarakat-adalah landasan
bagi masyarakat zaman dahulu yang juga sama bagi masyarakat sekarang. Usaha
untuk mengawasi pendapat telah dipelihara secara nyata bahwa seseorang tidak
mengembangkan rasa kesendiriannya. Evaluasi kepribadian merupakan sesuatu
perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Konsep
dasar Humas
diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani
konflik buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration
of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan
tidak menyembunyikan data dan fakta. (www.google.com/hubungan masyarakat).
Perkembangan humas
sebagaimana dijelaskan oleh Frazier Moore (2005, 23) bahwa peradaban Yunani
ditandai dengan suatu kecenderungan yang kuat kea rah sekularisasi dan
individualisme, yang telah menganugerahi seseorang rasa kepribadian. Opini
telah menjadi factor kunci dalam kehidupan masyarakat. Kota-kota di Yunani
semakin mencerminkan opini public. Para pemimpin menjadi semakin sadar akan
hubungan mereka dengan rakyat melalui apa yang dinamakan sekarang hubungan
masyarakat (humas). Orang-orang Romawi juga telah memiliki konsep opini public
dan humas yang diungkapkan dalam istilah-istilah sebagai berikut: ‘romores, vox
populi, res publicae” (yang diterjemahkan sebagai “peristiwa umum”, akar kata
dari, “republic”), dan SPQR (Senate Pidato Cicero, tulisan bersejaarh karya
Julius Caesar, candi-candi, patung-patung, ukiran-ukiran dan pamphlet-pamflet
mengenai zaman itu, semuanya merupakan media opini public.
Dasar-dasar fungsi
humas kini telah terlihat dalam revolusi Amerika yang saat ini belum merupakan
kemunculan yang popular dan spontan, tetapi merupakan suatu gerakan yang
direncanakan dan dilaksanakan. Tetapi munculnya demokrasi dan dimulainya konsep
humas dapat diusut di Amerika Serikat sejak kepresidenanan Andrew Jackson.
Selama bertahun-tahun tersebut, Amerika telah menciptakan suatu masyarakat yang
amat luas, saling bergantung, berproduksi massa, dan industry di dalam
masyarakat seperti itu, yang bekerja dengan tugas yang dispesialisasikan, telah
menjadi bergantung pada dan dipengaruhi oleh fungsi-fungsi dari keseluruhan
masyarakat itu. (Frazier Moore, 2005, 25).
C.
Tugas
Humas
Tugas-tugas humas (Hadari Nawawi
dan Martini Hadari, 1994, 193), yaitu:
1. Menyebarluaskan
informasi tentang suatu gagasan (idea), agar diketahui maksud atau tujuannya
dan manfaatnya oleh berbagai pihak di masyarakat.
2. Mempersiapkan
bahan-bahan yang up to date mengenai sesuatu yang akan dikomunikasikan pemimpin
pada masyarakat atau pihak-pihak tertentu dalam kegiatan pidato, wawancara,
menyajikan ceramah, pemasaran seminar dan lain-lain. Bahan tersebut bahkan
dapat berbentuk konsep atau makalah, yang sebelumnya telah dibaca dan diketahui
isinya oleh pimpinan.
3. Memberikan
kejelasan tentang informasi yang telah disampaikan administrator/pemimpin pada
masyarakat atau pihak-pihak yang terkait.
4. Menyusun
dan mengembangkan rencana yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat (public
service) yang disampaikan pada administrator/pemimpin untuk mendapatkan persetujuan.
Dari
uraian-uraian tersebut di atas jelas bahwa tugas humas di lingkungan suatu
organisasi bukanlah sekedar menyusun rencana publikasi dan sangat keliru jika
hanya dikira menyusun bahan reklame. Tugas-tugas humas dalam sebuah organisasi
ibarat Departemen Penerangan di lingkungan sebuah negara. Untuk itu humas harus
mengetahui secara jelas seluruh tugas pokok organisasi dan bahkan perkembangan
perwujudannya melalui setiap unit/satuan kerjanya. Dengan demikian berarti
tidak satupun tugas-tugas dan perkembangan organisasi yang berada di luar
pengetahuan humas. Namun pelaksanaannya humas harus mampu menyeleksi
informasi-informasi yang boleh dan dapat disampaikan pada masyarakat atau
pihak-pihak tertentu.
D.
Asas-Asas
Humas
Menurut Hadari Nawawi
dan Martini Hadari (1994, 194), asas-asas humas, yaitu:
1. Resmi/formal
dan obyektif
Personel di bidang humas harus
menyadari bahwa suara yang dikumandangkannya atau informasi yang disampaikannya
pada masyarakat, merupakan suara atau informasi resmi dari organisasinya. Oleh
karena itu setiap informasi yang disampaikannya merupakan informasi formal yang
dapat dipercaya. Informasi tersebut tidak boleh bertentangan dengan kondisi
sebenarnya tentang sesuatu yang diharapkan diketahui oleh masyarakat. Dengan
kata lain informasi tersebut harus bersifat obyektif.
2. Mendorong
partisipasi
Informasi yang disampaikan oleh
humas bertujuan untuk memperjelas sesuatu agar dipahami dan mendorong untuk
memberikan respons yang positif dan mendukung.
3. Memberikan
gambaran kemantapan organisasi
Informasi yang disampaikan oleh
humas harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan keyakinan masyarakat bahwa
sumbernya adalah organisasi yang mapan dan berbobot, sehingga isinya pasti
tidak menyesatkan.
4. Informasi
harus kontinu
Humas sebuah organisasi harus
berpegangng pada asumsi bahwa informasi yang disampaikannya, selalu saja masih
ada orang yang belum mendengar atau membacanya. Oleh karena itulah humas perlu
menyampaikan informasi yang perlu diketahui masyarakat luas secara
berulang-ulang (kontinu). Dengan kata lain informasi perlu disampaikan secara
berkala dengan tenggang waktu tertentu.
5.
Opini masyarakat sebagai umpan balik
Informasi yang disampaikan pada
masyarakat, sering menimbulkan respons berbeda dari yang diharapkan. Respons
tersebut tidak boleh diabaikan, karena sebagai umpan balik (feed back) kerap
kali banyak gunanya untuk melakukan perbaikan.
6.
Informasi tidak boleh bertentangan
Dalam menyampaikan informasi humas
harus berusaha agar tidak terjadi pertentangan antara informasi yang satu
dengan yang lain. Pertentangan informasi dapat terjadi jika setiap unit/satuan
kerja di lingkungan suatu organisasi menyusun dan menyampaikan sendiri
informasi masing-masing.
E.
Tujuan
Humas
1. Meningkatkan
partisipasi, dukungan, dan bantuan secara konkret dari masyarakat baik berupa
tenaga, sarana prasaran maupun dana demi kelancaran dan
tercapainya tujuan organisasi.
2. Menimbulkan dan
membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap
kelangsungan program dari organisasi tersebut secara efektif
dan efisien.
3. Mengikutsertakan
masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.
4. Menegakkan dan
mengembangkan suatu citra yang menguntungkan (favorable image)
bagi organisasi
terhadap para stakeholdernya dengan sasaran yang terkait,
yaitu publik internal dan publik
eksternal.
5. Membuka kesempatan
yang lebih luas kepada para pemakai produk/lulusan dan pihak-pihak yang terkait
untuk partisipasi dalam meningkatkan mutu organisasi.
F.
Prinsip-Prinsip
Humas
Prinsip-prinsip humas menurut Fasli Jalal dan Dedy Supriyadi (2001) seperti dikutip melalui www.google.com/administrasi kehumasan, disingkat TEAM WORK, yaitu:
1. T= Together (bersama-sama), antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya bisa bekerja sama dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan orgaisasi secara efektif dan efisien.
2. E= Emphaty (pandai merasakan perasaan orang lain), menjaga perasaan orang lain dengan selalu menghargai pendapat dan hasil kerja orang lain. Menjaga untuk tidak membuat orang lain tersinggung.
3. A= Assist (saling membantu), ringan tangan untuk membantu pekerjaan orang lain dalam organisasi sehingga dapat nmenghindarkan persaingan negatif.
4. M=Maturity (saling penuh kedewasaan), dewasa dalam menghadapi permasalahan, bisa mengendalikan diri dari emosi sehingga dapat mengatasi masalah secara baik dan menguntungkan bersama.
5. W=Willingness (saling mematuhi), menjunjung keputusan bersama dengan mematuhi aturan-aturan sebagai hasil kesepakatan bersama.
6. O=Organization (saling teratur), bekerja sesuai dengan aturan main yang ada dalam organisasi dan sesuai dengan tugas serta kewajiban masing-masing anggota.
7. R =Respect (saling menghormati), menghormati antara satu dengan yang lainnya, menghormati dari yang muda dengan yang lebih tua begitu sebaliknya, dari yang lebih tua dengan yang lebih muda sehingga bisa menjaga kekompakan kerja.
8. K=Kindness (saling berbaik hati), bersabar, menyikapi orang lain secara baik.
Prinsip-prinsip humas menurut Fasli Jalal dan Dedy Supriyadi (2001) seperti dikutip melalui www.google.com/administrasi kehumasan, disingkat TEAM WORK, yaitu:
1. T= Together (bersama-sama), antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya bisa bekerja sama dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan orgaisasi secara efektif dan efisien.
2. E= Emphaty (pandai merasakan perasaan orang lain), menjaga perasaan orang lain dengan selalu menghargai pendapat dan hasil kerja orang lain. Menjaga untuk tidak membuat orang lain tersinggung.
3. A= Assist (saling membantu), ringan tangan untuk membantu pekerjaan orang lain dalam organisasi sehingga dapat nmenghindarkan persaingan negatif.
4. M=Maturity (saling penuh kedewasaan), dewasa dalam menghadapi permasalahan, bisa mengendalikan diri dari emosi sehingga dapat mengatasi masalah secara baik dan menguntungkan bersama.
5. W=Willingness (saling mematuhi), menjunjung keputusan bersama dengan mematuhi aturan-aturan sebagai hasil kesepakatan bersama.
6. O=Organization (saling teratur), bekerja sesuai dengan aturan main yang ada dalam organisasi dan sesuai dengan tugas serta kewajiban masing-masing anggota.
7. R =Respect (saling menghormati), menghormati antara satu dengan yang lainnya, menghormati dari yang muda dengan yang lebih tua begitu sebaliknya, dari yang lebih tua dengan yang lebih muda sehingga bisa menjaga kekompakan kerja.
8. K=Kindness (saling berbaik hati), bersabar, menyikapi orang lain secara baik.
G.
Fungsi
Humas
Menurut Edward L. Bernay, dalam (Ruslan, 2006, www.google.com/administrasi kehumasan) terdapat tiga fungsi utama humas (public relation) yaitu:
1. memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.
3. berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Selanjutnya, fungsi humas menurut pakar humas Internasional, Cutlip and Centre, and Canfield (1982) dirumuskan sebagai berikut.
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur informasi, publikasi serta pesan dari badan/ organisasi ke publiknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Dua pendapat tentang fungsi humas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Agen pembaharuan
2. Wadah kerja sama
3. Penyalur aspirasi
4. Pemberi informasi
Menurut Edward L. Bernay, dalam (Ruslan, 2006, www.google.com/administrasi kehumasan) terdapat tiga fungsi utama humas (public relation) yaitu:
1. memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.
3. berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Selanjutnya, fungsi humas menurut pakar humas Internasional, Cutlip and Centre, and Canfield (1982) dirumuskan sebagai berikut.
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur informasi, publikasi serta pesan dari badan/ organisasi ke publiknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Dua pendapat tentang fungsi humas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Agen pembaharuan
2. Wadah kerja sama
3. Penyalur aspirasi
4. Pemberi informasi
H.
Manfaat
Humas
Manfaat humas (Frank Jefkins, 1998, 333), yaitu:
1. Manajemen
krisis
Dalam beberapa decade belakangan
ini, boleh dikatakan hampir seluruh organisasi pernah mengalami krisis sehingga
kalangna pimpinan atau pihak manajemennya mulai menyadari bahwa mereka
membutuhkan serangkaian persiapan dan kesiapan tersendiri untuk mengatasi
berbagai masalah mendesak, terutama yang berkaitan dengan hubungan pers atau
hubungan media. Oleh karena itu, setiap organisasi/perusahaan perlu membentuk
sebuah tim manajemen krisis yang permanen.
2. Penerbitan
desk-top
System penerbitan desk-top memang
sangat bermanfaat, namun lebih membutuhkan operator yang berdedikasi dan waktu
dari editor daripada metode editing konvensional yang masih menggunakan pensil,
tumpukan kertas dan logam-logan pembentuk huruf.
3. Identitas
perusahaan
Tugas untuk menciptakan identitas
perusahaan biasanya menjadi tanggung jawab staf humas karena hal itu menyangkut
semua aspek dari organisasi secara keseluruhan, dan menjadi bagian yang sangat
penting dari keseluruhan komunikasi yang dijalankan organisasi.
4. Hubungan-hubungan
parlementer
Dalam konteks ini, hubungan
parlementer adalah hubungan-hubungan antara berbagai organisasi (baik secara
langsung maupun melalui perantaraan konsultan khusus) dengan pihak pemerintah,
para anggota parlemen, serta para birokrat dari berbagai departemen dan
instansi pemerintah.
Hubungan parlemen biasanya terdiri
dari dua unsure, yaitu:
a. Upaya-upaya
untuk mendorong para politisi serta pejabat pemerintah menyadari atau
mengetahui kepentingan dari suatu organisasi atau perusahaan.
b. Upaya-upaya
untuk memperoleh berbagai informasi bagi organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan agar ia mengetahui akan adanya peraturan atau undang-undang baru
yang sedikit banyak akan menimbulkan dampak tertentu terhadapnya.
5. Publik
Relations Finansial
Sejak lama sudah ada para konsultan
Publik Relations (PR) yang mengkhususkan kegiatannya di bidang keuangan
(kegiatan mereka inilah yang PR keuangan atau financial PR) dan operasi bisnis
perusahaan (disebut sebagai PR perusahaan atau corporate PR) di pusat keuangan.
Mereka melakukan kegiatan PR di seputar peristiwa keuangan atau bisnis dalam
rangka mendukung rencana perusahaan kliennya untuk memasuki bursa saham atau
dalam rangka mendukung peluncuran laporan keuangan tahunan.
0 komentar:
Posting Komentar