Kamis, 03 Mei 2012

HUMAS


http://www.anneahira.com/images/article/jurnal-humas.jpg

A.          Pengertian Humas
Humas merupakan suatu subjek yang relatif masih baru, yang menimbulkan konsep dimana kita tidak menemukan consensus pendapat sepenuhnya atas definisi yang dirasakan tepat untuk istilah itu. Penggunaan istilah humas yang semakin luas dan serampangan cenderung mengaburkan arti yang sebenarnya bagi masyarakat pada umumnya; semakin berkembangnya fungsi humas yang hakikatnya berbeda dalam kesalahpengertian mengenai peranan yang sebenarnya di dalam masyarakat modern.
Sebagaimana telah dikemukakan, ada sejumlah definisi mengenai humas. Hubungan masyarakat yang sering disingkat humas dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Public Relations yang sering disingkat Purel, namun lebih dikenal dengan singkatan “PR”. Publik dalam bahasa Indonesia berarti umum atau orang banyak atau masyarakat. Sedang relations dalam bahasa Indonesia berarti hubungan. Humas dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan menyampaikan informasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu, agar mendapat dukungan dan respons yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas pokok organisasi. (Hadari Nawawi dan Martini Hadari, 1994, 192).
Webster’s New World Dictionary mendefinisikannya sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi-fungsi koperasi, organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini public dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri”. (Frazier Moore, 2005, 6).
Definisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab khususnya, diberikan oleh Public Relation News: “Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan public, dan menjalankan suatu program untuk mendapatksan pengertian dan penerimaan public”.(Frazier Moore, 2005,6).
Menurut Frank Jefkins (1998, 2), Humas atau Public Relations adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis organisasi, baik itu bersifat komersial maupun non-komersial, di sector public (pemerintah) maupun privat (pihak swasta).
Menurut Ruslan (2006) humas (public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapaianya tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. (www.google.com/administrasi kehumasan).
Menurut IPRA (International Public Relations Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public diantara mereka. (www.google.com/hubungan masyarakat).
Berdasarkan definisi ini, kita segera menyadari bahwa pengertian humas atau public relations itu jauh lebih luas daripada definisi periklanan atau pemasaran; dan keberadaannya pun jauh lebih awal.
Dengan diterimanya definisi di atas, menurut Frazier Moore (2005, 7) menyatakan bahwa humas terdiri dari empat unsure, yaitu:
1.      Humas Berdasarkan pada Filsafat Sosial Manajemen
Unsure dasar pertama humas adalah filsafat social dari manajemen yang meletakkan kepentingan masyarakat terlebih dulu pada segala sesuatu yang berkenaan dengan perilaku organisasi.
2.      Humas adalah suatu Filsafat  Sosial yang Diungkapkan dalam Keputusan Kebijaksanaan
Setiap lembaga memiliki kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menetapkan sejumlah tindakan yang harus diikuti dalam kegiatannya. Penciptaan kebijaksanaan ini, yang meliputi sejumlah fungsi, merupakan tanggung jawab pokok dari manajemen. Keputusan kebijaksanaan akan mencerminkan kepentingan public dari organisasi itu. Keputusan kebijaksanaan humas suatu organisasi adalah salah satu keputusan kebijaksanaan yang terpenting.
3.      Humas Adalah Tindakan Sebagai Akibat dari Kebijaksanaan Sehat
Pernyataan kebujaksanaan, meskipun mencerminkan maksud manajemen untuk melayani kepentingan public, tidaklah cukup. Agar lebih berarti, kebijaksanaan itu haruslah diungkapkan dalam tindakan-tindakan yang sesuai dengan kebijaksanaan itu.
4.      Humas adalah Komunikasi
Melalui kesaksamaan dalam mendengarkan opini publiknya, dan kepekaan dalam menginterpretasikan setiap kecenderungan kegagalan dalam komunikasi dan mengevaluasi serta memepertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengubah sifat, pendekatan atau penekanan setiap fase kebijaksanaannya. Melalui komunikasi kepada public-publiknya, manajemen mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan, atau mempromosikan kebijaksanaannya dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan penerimaan.
Sebagaimana telah dinyatakan, humas merupakan suatu disiplin ilmu untuk memahami, mengatur dan memotivasi sikap kelompok. Humas berhubungan dengan berbagai hal yang tak mudah dipahami dan sifatnya berbeda-beda. Humas bukan merupakan pengganti manajemen yang baik atau “obat” bagi kebijaksanaan, produk, atau pelayanan yang kurang baik. Humas bukan merupakan sebuah alat untuk memberdaya public. Seringkali sebuah peristiwa yang dramatis akan mengarah kepada karakteristik suatu humas sebagai bagian dari suatu aktivitas yang tidak jujur atau sangat meragukan. Humas bukan merupakan suatu aktivitas sesaat yang sifatnya membela untuk mengimbangi kesalahan manajemen dalam hubungannya dengan public. Humas yang efektif bukanlah suatu aktivitas secara darurat atau untuk sesaat, tetapi merupakan suatu usaha yang terus-menerus untuk menginterpretasikan suatu lembaga kepada publiknya dan untuk memperoleh pengertian serta itikad baik dari publiknya. Humas itu sendiri tidak akan memperoleh kepercayaan dan penghormatan begitu saja; suatu reputasi yang baik tidak dapat diperoleh dalam satu malam.

B.            Perkembangan Humas
Asal mula hubungan masyarakat (humas) sebenarnya dapat dilacaki kembali pada permulaan peradaban manusia. Unsure-unsur dasarnya yaitu memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasi masyarakat-adalah landasan bagi masyarakat zaman dahulu yang juga sama bagi masyarakat sekarang. Usaha untuk mengawasi pendapat telah dipelihara secara nyata bahwa seseorang tidak mengembangkan rasa kesendiriannya. Evaluasi kepribadian merupakan sesuatu perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Konsep dasar Humas diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan tidak menyembunyikan data dan fakta. (www.google.com/hubungan masyarakat).
Perkembangan humas sebagaimana dijelaskan oleh Frazier Moore (2005, 23) bahwa peradaban Yunani ditandai dengan suatu kecenderungan yang kuat kea rah sekularisasi dan individualisme, yang telah menganugerahi seseorang rasa kepribadian. Opini telah menjadi factor kunci dalam kehidupan masyarakat. Kota-kota di Yunani semakin mencerminkan opini public. Para pemimpin menjadi semakin sadar akan hubungan mereka dengan rakyat melalui apa yang dinamakan sekarang hubungan masyarakat (humas). Orang-orang Romawi juga telah memiliki konsep opini public dan humas yang diungkapkan dalam istilah-istilah sebagai berikut: ‘romores, vox populi, res publicae” (yang diterjemahkan sebagai “peristiwa umum”, akar kata dari, “republic”), dan SPQR (Senate Pidato Cicero, tulisan bersejaarh karya Julius Caesar, candi-candi, patung-patung, ukiran-ukiran dan pamphlet-pamflet mengenai zaman itu, semuanya merupakan media opini public.
Dasar-dasar fungsi humas kini telah terlihat dalam revolusi Amerika yang saat ini belum merupakan kemunculan yang popular dan spontan, tetapi merupakan suatu gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Tetapi munculnya demokrasi dan dimulainya konsep humas dapat diusut di Amerika Serikat sejak kepresidenanan Andrew Jackson. Selama bertahun-tahun tersebut, Amerika telah menciptakan suatu masyarakat yang amat luas, saling bergantung, berproduksi massa, dan industry di dalam masyarakat seperti itu, yang bekerja dengan tugas yang dispesialisasikan, telah menjadi bergantung pada dan dipengaruhi oleh fungsi-fungsi dari keseluruhan masyarakat itu. (Frazier Moore, 2005, 25).


C.            Tugas Humas
Tugas-tugas humas (Hadari Nawawi dan Martini Hadari, 1994, 193), yaitu:
1.      Menyebarluaskan informasi tentang suatu gagasan (idea), agar diketahui maksud atau tujuannya dan manfaatnya oleh berbagai pihak di masyarakat.
2.      Mempersiapkan bahan-bahan yang up to date mengenai sesuatu yang akan dikomunikasikan pemimpin pada masyarakat atau pihak-pihak tertentu dalam kegiatan pidato, wawancara, menyajikan ceramah, pemasaran seminar dan lain-lain. Bahan tersebut bahkan dapat berbentuk konsep atau makalah, yang sebelumnya telah dibaca dan diketahui isinya oleh pimpinan.
3.      Memberikan kejelasan tentang informasi yang telah disampaikan administrator/pemimpin pada masyarakat atau pihak-pihak yang terkait.
4.      Menyusun dan mengembangkan rencana yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat (public service) yang disampaikan pada administrator/pemimpin untuk mendapatkan persetujuan.
Dari uraian-uraian tersebut di atas jelas bahwa tugas humas di lingkungan suatu organisasi bukanlah sekedar menyusun rencana publikasi dan sangat keliru jika hanya dikira menyusun bahan reklame. Tugas-tugas humas dalam sebuah organisasi ibarat Departemen Penerangan di lingkungan sebuah negara. Untuk itu humas harus mengetahui secara jelas seluruh tugas pokok organisasi dan bahkan perkembangan perwujudannya melalui setiap unit/satuan kerjanya. Dengan demikian berarti tidak satupun tugas-tugas dan perkembangan organisasi yang berada di luar pengetahuan humas. Namun pelaksanaannya humas harus mampu menyeleksi informasi-informasi yang boleh dan dapat disampaikan pada masyarakat atau pihak-pihak tertentu.

D.            Asas-Asas Humas
Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1994, 194), asas-asas humas, yaitu:
1.      Resmi/formal dan obyektif
Personel di bidang humas harus menyadari bahwa suara yang dikumandangkannya atau informasi yang disampaikannya pada masyarakat, merupakan suara atau informasi resmi dari organisasinya. Oleh karena itu setiap informasi yang disampaikannya merupakan informasi formal yang dapat dipercaya. Informasi tersebut tidak boleh bertentangan dengan kondisi sebenarnya tentang sesuatu yang diharapkan diketahui oleh masyarakat. Dengan kata lain informasi tersebut harus bersifat obyektif.
2.      Mendorong partisipasi
Informasi yang disampaikan oleh humas bertujuan untuk memperjelas sesuatu agar dipahami dan mendorong untuk memberikan respons yang positif dan mendukung.
3.      Memberikan gambaran kemantapan organisasi
Informasi yang disampaikan oleh humas harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan keyakinan masyarakat bahwa sumbernya adalah organisasi yang mapan dan berbobot, sehingga isinya pasti tidak menyesatkan.
4.      Informasi harus kontinu
Humas sebuah organisasi harus berpegangng pada asumsi bahwa informasi yang disampaikannya, selalu saja masih ada orang yang belum mendengar atau membacanya. Oleh karena itulah humas perlu menyampaikan informasi yang perlu diketahui masyarakat luas secara berulang-ulang (kontinu). Dengan kata lain informasi perlu disampaikan secara berkala dengan tenggang waktu tertentu.
5.         Opini masyarakat sebagai umpan balik
Informasi yang disampaikan pada masyarakat, sering menimbulkan respons berbeda dari yang diharapkan. Respons tersebut tidak boleh diabaikan, karena sebagai umpan balik (feed back) kerap kali banyak gunanya untuk melakukan perbaikan.
6.         Informasi tidak boleh bertentangan
Dalam menyampaikan informasi humas harus berusaha agar tidak terjadi pertentangan antara informasi yang satu dengan yang lain. Pertentangan informasi dapat terjadi jika setiap unit/satuan kerja di lingkungan suatu organisasi menyusun dan menyampaikan sendiri informasi masing-masing.

E.         Tujuan Humas
1.     Meningkatkan partisipasi, dukungan, dan bantuan secara konkret dari masyarakat baik berupa tenaga, sarana prasaran maupun dana demi kelancaran dan tercapainya tujuan organisasi.
2.     Menimbulkan dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap kelangsungan program dari organisasi tersebut secara efektif dan efisien.
3.     Mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.
4.     Menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan (favorable image) bagi organisasi terhadap para stakeholdernya dengan sasaran yang terkait, yaitu publik internal dan publik eksternal.
5.     Membuka kesempatan yang lebih luas kepada para pemakai produk/lulusan dan pihak-pihak yang terkait untuk partisipasi dalam meningkatkan mutu organisasi.

F.           Prinsip-Prinsip Humas
Prinsip-prinsip humas menurut Fasli Jalal dan Dedy Supriyadi (2001) seperti dikutip melalui www.google.com/administrasi kehumasan, disingkat TEAM WORK, yaitu:
1.
 T= Together (bersama-sama), antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya bisa bekerja sama dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan orgaisasi secara efektif dan efisien.
2.
 E= Emphaty (pandai merasakan perasaan orang lain), menjaga perasaan orang lain dengan selalu menghargai pendapat dan hasil kerja orang lain. Menjaga untuk tidak membuat orang lain tersinggung.
3.
 A= Assist (saling membantu), ringan tangan untuk membantu pekerjaan orang lain dalam organisasi sehingga dapat nmenghindarkan persaingan negatif.
4. 
M=Maturity (saling penuh kedewasaan), dewasa dalam menghadapi permasalahan, bisa mengendalikan diri dari emosi sehingga dapat mengatasi masalah secara baik dan menguntungkan bersama.
5.
 W=Willingness (saling mematuhi), menjunjung keputusan bersama dengan mematuhi aturan-aturan sebagai hasil kesepakatan bersama.
6.
 O=Organization (saling teratur), bekerja sesuai dengan aturan main yang ada dalam organisasi dan sesuai dengan tugas serta kewajiban masing-masing anggota.
7.
 R =Respect (saling menghormati), menghormati antara satu dengan yang lainnya, menghormati dari yang muda dengan yang lebih tua begitu sebaliknya, dari yang lebih tua dengan yang lebih muda sehingga bisa menjaga kekompakan kerja.
8.  K=Kindness (saling berbaik hati), bersabar, menyikapi orang lain secara baik.

G.          Fungsi Humas
Menurut Edward L. Bernay, dalam (Ruslan, 2006, www.google.com/administrasi kehumasan) terdapat tiga fungsi utama humas (public relation) yaitu:
1.
 memberikan penerangan kepada masyarakat.
2.
 melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.
3.
 berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Selanjutnya, fungsi humas menurut pakar humas Internasional, Cutlip and Centre, and Canfield (1982
) dirumuskan sebagai berikut.
1.
 Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
2.
 Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasran.
3.
 Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4.
 Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan demi tujuan dan manfaat bersama.
5.
 Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur informasi, publikasi serta pesan dari badan/ organisasi ke publiknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Dua pendapat tentang fungsi humas di atas da
pat disimpulkan sebagai berikut:
1.  Agen pembaharuan
2.  Wadah kerja sama
3.  Penyalur aspirasi
4.  Pemberi informasi




H.        Manfaat Humas
Manfaat humas (Frank Jefkins, 1998, 333), yaitu:
1.      Manajemen krisis
Dalam beberapa decade belakangan ini, boleh dikatakan hampir seluruh organisasi pernah mengalami krisis sehingga kalangna pimpinan atau pihak manajemennya mulai menyadari bahwa mereka membutuhkan serangkaian persiapan dan kesiapan tersendiri untuk mengatasi berbagai masalah mendesak, terutama yang berkaitan dengan hubungan pers atau hubungan media. Oleh karena itu, setiap organisasi/perusahaan perlu membentuk sebuah tim manajemen krisis yang permanen.
2.      Penerbitan desk-top
System penerbitan desk-top memang sangat bermanfaat, namun lebih membutuhkan operator yang berdedikasi dan waktu dari editor daripada metode editing konvensional yang masih menggunakan pensil, tumpukan kertas dan logam-logan pembentuk huruf.
3.      Identitas perusahaan
Tugas untuk menciptakan identitas perusahaan biasanya menjadi tanggung jawab staf humas karena hal itu menyangkut semua aspek dari organisasi secara keseluruhan, dan menjadi bagian yang sangat penting dari keseluruhan komunikasi yang dijalankan organisasi.
4.      Hubungan-hubungan parlementer
Dalam konteks ini, hubungan parlementer adalah hubungan-hubungan antara berbagai organisasi (baik secara langsung maupun melalui perantaraan konsultan khusus) dengan pihak pemerintah, para anggota parlemen, serta para birokrat dari berbagai departemen dan instansi pemerintah.
Hubungan parlemen biasanya terdiri dari dua unsure, yaitu:
a.       Upaya-upaya untuk mendorong para politisi serta pejabat pemerintah menyadari atau mengetahui kepentingan dari suatu organisasi atau perusahaan.
b.      Upaya-upaya untuk memperoleh berbagai informasi bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan agar ia mengetahui akan adanya peraturan atau undang-undang baru yang sedikit banyak akan menimbulkan dampak tertentu terhadapnya.

5.      Publik Relations Finansial
Sejak lama sudah ada para konsultan Publik Relations (PR) yang mengkhususkan kegiatannya di bidang keuangan (kegiatan mereka inilah yang PR keuangan atau financial PR) dan operasi bisnis perusahaan (disebut sebagai PR perusahaan atau corporate PR) di pusat keuangan. Mereka melakukan kegiatan PR di seputar peristiwa keuangan atau bisnis dalam rangka mendukung rencana perusahaan kliennya untuk memasuki bursa saham atau dalam rangka mendukung peluncuran laporan keuangan tahunan.























0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates