Perubahan sosial dapat diartikan perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada
dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang
tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan yang
dimaksud perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda
sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik,
sosial, budaya, dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan
sehari-hari bangsa-bangsa dengan gaya Barat. Dengan banyak cara,
westernisasi menggusur kepribadian suatu bangsa yang merdeka dan
memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa tersebut dijadikan
boneka yang meniru secara total peradaban Barat. Beberapa akibat yang
sudah mulai dirasakan antara lain:
1. Gaya Hidup
Banyak sekali aspek yang sudah mulai digegerogoti dengan berkembangnya
Westernisasi. Gaya hidup orang sekarang yang lebih mementingkan gengsi
dan kepraktisan tanpa mengetahui dampak buruk yang akan dirasakan
selanjutnya.
Misalnya, sekarang orang lebih memilih makanan cepat saji atau
istilahnya adalah fast food seperti: dessert yang manis, burger, fried
chicken, minuman kaleng dan sebagainya. -Snack, biskuit dan kue kue
manis, mengandung terlalu banyak gula dan sedikit vitamin-mineral.
Makanan diatas merupakan salah satu makanan dengan kategori junk food.
Junk food adalah kata ’slang’ untuk makanan dengan kandungan nutrisi
yang rendah. Biasanya junk food ini mengandung kadar garam, gula, lemak
atau kalori yang tinggi, tetapi renda nutrisinya rendah vitamin, mineral
dan juga serat). Harganya biasanya lebih murah daripada makanan yang
sehat, dan rasanya lebih enak (tetapi tidak sehat).
Beberapa akibat apabila seseorang terlalu sering mengkonsumsi Junk Food
antara lain junk food yang mengandung banyak gula, dapat merusak gigi
dan menyebabkan terjadinya kavitas (gigi berlubang). Terlalu sering
makan makanan yang banyak gula, membuat kadar insulin dalam tubuh tidak
stabil, dan memicu terjadinya penyakit Diabetes Melitus / kencing manis
di kemudian hari. Junk food menyebabkan terjadinya obesitas (kegemukan)
karena nilai kalori yang tinggi. Obesitas akan meningkatkan resiko
terjadinya penyakit Diabetes Melitus/ kencing manis, penyakit jantung,
pembuluh darah, stroke dan menyebabkan masalah sosial – psikologis.
2. Cara Berpakaian
Misalnya thank top yang diluar negeri digunakan pada musim panas, akan
tetapi di Indonesia malah digunakan untuk bergaya di depan umum. Hal ini
terjadi karena masyarakat Indonesia latah terhadap perubahan. Mereka
menganggap pakaian produksi negara Barat tersebut sesuai dengan budaya
Timur yang dianut oleh bangsa kita Indonesia.
3. Pergaulan Remaja
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar
lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung
kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk
didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang
perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras,
mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak
jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka
sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi
mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemnudian terjadi persaingan untuk
mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi
ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu.
Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan
tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan
dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya.
4. Lunturnya nilai luhur budaya daerah di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan budaya. Dari sabang sampai
merauke memiliki keunikannya masing-masing, seharusnya kita patut bangga
dengan keanekaragaman ini. Terutama budaya Indonesia yang memiliki
coraknya masing-masing sesuai dengan daerahnya.
Seperti halnya tarian, lagu, baju adat dan bahasa daerah. Akan tetapi
dengan berkembangnya jaman, budaya tradisi daerah yang mulai luntur
nilai dan makna. Generasi muda saat ini lebih memilih untuk mengikuti
trend yang ada. Seolah-olah sudah tidak ada lagi greget untuk
melestarikan budaya luhur.
Mereka lebih memilih tarian modern seperti break dance daripada
tarian-tarian tradisional seperti tari kuda lumping, tari bedoyo dan
sebagainya. Selain itu mereka lebih senang menyanyikan lagu dengan
aliran pop, rock, metal daripada lagu-lagu tradisional Indonesia ataupun
aliran seperti keroncong, campursari dan sebagainya.
Dengan alasan sudah kuno dan gak njamani itulah yang membuat budaya
Indonesia semakin luntur nilainya. Akibatnya adalah beberapa budaya kita
berhasil di klaim oleh negara tetangga Malaysia sebagai miliknya,
seperti Reog dan Batik. Keadaan Indonesia seperti inilah yang
menyebabkan banyak sekali oknum yang memanfaatkan sifat acuh tak acuh
anak bangsa terhadap budayanya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar