Kamis, 03 Mei 2012

Pengaruh Westernisasi dalam Kehidupan Sosial Budaya

Perubahan sosial dapat diartikan perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, budaya, dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa dengan gaya Barat. Dengan banyak cara, westernisasi menggusur kepribadian suatu bangsa yang merdeka dan memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa tersebut dijadikan boneka yang meniru secara total peradaban Barat. Beberapa akibat yang sudah mulai dirasakan antara lain:
1. Gaya Hidup
Banyak sekali aspek yang sudah mulai digegerogoti dengan berkembangnya Westernisasi. Gaya hidup orang sekarang yang lebih mementingkan gengsi dan kepraktisan tanpa mengetahui dampak buruk yang akan dirasakan selanjutnya.
Misalnya, sekarang orang lebih memilih makanan cepat saji atau istilahnya adalah fast food seperti: dessert yang manis, burger, fried chicken, minuman kaleng dan sebagainya. -Snack, biskuit dan kue kue manis, mengandung terlalu banyak gula dan sedikit vitamin-mineral.
Makanan diatas merupakan salah satu makanan dengan kategori junk food. Junk food adalah kata ’slang’ untuk makanan dengan kandungan nutrisi yang rendah. Biasanya junk food ini mengandung kadar garam, gula, lemak atau kalori yang tinggi, tetapi renda nutrisinya rendah vitamin, mineral dan juga serat). Harganya biasanya lebih murah daripada makanan yang sehat, dan rasanya lebih enak (tetapi tidak sehat).
Beberapa akibat apabila seseorang terlalu sering mengkonsumsi Junk Food antara lain junk food yang mengandung banyak gula, dapat merusak gigi dan menyebabkan terjadinya kavitas (gigi berlubang). Terlalu sering makan makanan yang banyak gula, membuat kadar insulin dalam tubuh tidak stabil, dan memicu terjadinya penyakit Diabetes Melitus / kencing manis di kemudian hari. Junk food menyebabkan terjadinya obesitas (kegemukan) karena nilai kalori yang tinggi. Obesitas akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit Diabetes Melitus/ kencing manis, penyakit jantung, pembuluh darah, stroke dan menyebabkan masalah sosial – psikologis.
2. Cara Berpakaian
Misalnya thank top yang diluar negeri digunakan pada musim panas, akan tetapi di Indonesia malah digunakan untuk bergaya di depan umum. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia latah terhadap perubahan. Mereka menganggap pakaian produksi negara Barat tersebut sesuai dengan budaya Timur yang dianut oleh bangsa kita Indonesia.
3. Pergaulan Remaja
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemnudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
4. Lunturnya nilai luhur budaya daerah di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan budaya. Dari sabang sampai merauke memiliki keunikannya masing-masing, seharusnya kita patut bangga dengan keanekaragaman ini. Terutama budaya Indonesia yang memiliki coraknya masing-masing sesuai dengan daerahnya.
Seperti halnya tarian, lagu, baju adat dan bahasa daerah. Akan tetapi dengan berkembangnya jaman, budaya tradisi daerah yang mulai luntur nilai dan makna. Generasi muda saat ini lebih memilih untuk mengikuti trend yang ada. Seolah-olah sudah tidak ada lagi greget untuk melestarikan budaya luhur.
Mereka lebih memilih tarian modern seperti break dance daripada tarian-tarian tradisional seperti tari kuda lumping, tari bedoyo dan sebagainya. Selain itu mereka lebih senang menyanyikan lagu dengan aliran pop, rock, metal daripada lagu-lagu tradisional Indonesia ataupun aliran seperti keroncong, campursari dan sebagainya.
Dengan alasan sudah kuno dan gak njamani itulah yang membuat budaya Indonesia semakin luntur nilainya. Akibatnya adalah beberapa budaya kita berhasil di klaim oleh negara tetangga Malaysia sebagai miliknya, seperti Reog dan Batik. Keadaan Indonesia seperti inilah yang menyebabkan banyak sekali oknum yang memanfaatkan sifat acuh tak acuh anak bangsa terhadap budayanya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates